Setelah nonton AADC 2 beberapa hari yang lalu, gue mendadak kangen Jogja. Ya.. emang sih gue baru satu kali liburan di sana, tapi entah kenapa, film tersebut bikin gue pengen balik lagi ke Jogja...
.
.
.
.
.
...bareng Dian Sastro. *dikeplak*

Ada Apa Dengan Cinta 2
Duh, Dian Sastro ini... buang dahak sambil teriak "HOEEK CUH!" juga tetep cantik deh kayanya. :")
(credit : Miles Films)

Selama 124 menit film diputar, fokus gue terbagi ke dalam tiga hal, yaitu : 70% untuk Mba Dian, 5% untuk jalan cerita dan sisanya untuk pikiran gue yang mengawang ke masa-masa libur kuliah saat semester 5 dulu.

Jadi saat itu, di sekitar akhir Desember 2013, gue dan dua orang teman liburan di Jogja. Tapi sebagai mahasiswa yang selalu mengandalkan Promag sebagai makanan pokok, kita bertiga pun memilih berlibur ala anakkostdiakhirbulanyanglagibackpackeran.

YAK, BENAR! LIBURAN SUPER IRIT!

Misalnya :
     - untuk urusan transportasi pulang-pergi, kita naik kereta ekonomi AC yang cuma Rp 50.000.
     - untuk urusan tempat tinggal, kita menginap di salah satu kamar kost anak UGM yang merupakan teman SMA-nya teman gue.
     - untuk urusan transportasi selama di Jogja, kita nyewa SATU buah motor. Ditambah satu motor lagi milik teman SMA-nya teman gue yang kita isiin bensinnya sebesar..................... Rp 25.000 (motor bebek, full tank)
     - sedangkan untuk urusan makan, gue punya satu cerita...

Oh ya, gue lupa memperkenalkan nama-nama teman yang ada di postingan ini. Nama mereka adalah Andra (teman kuliah gue), Andri (teman kuliah gue juga), dan Andre (teman SMA-nya si Andri). Bukan, itu bukan nama asli dan mereka bertiga gak kembar. Gue aja yang males nyari nama~


Well, back to the story...


Sesampainya di kamar kost dan istirahat beberapa menit, Andre tiba-tiba nyeletuk :
     "Malam ini kalian mau kemana?"
     "Gak tau nih, Ndre. Belum ada rencana." jawab gue.
     "Hmm, pada mau dimsum gak? di Kafe XYZ lagi ada diskon 50% loh. Syaratnya cuma harus nunjukin kartu pelajar aja."

Karena mendengar kata diskon dan kartu pelajar yang selalu ada di dompet, kita bertiga langsung setuju dengan ajakan Andre.

sesaat sebelum berangkat
     "Ndri, pake celana pendek aja yuk! Cuma ke kafe doang, kan." ajak gue ke Andri.
     "Nggak ah, Sar, dingin. Gue pake celana ini aja." kata Andri sambil menunjukkan celana jeans panjangnya.

***

Singkat cerita, kita sampai di depan sebuah hotel yang memiliki desain eksterior lumayan mewah. Menurut perkiraan gue, ini adalah hotel berbintang 4.
     "Kok ke hotel, Ndre?" tanya Andra bingung.
     "Iya, kata teman gue kafenya di sekitar sini. Kayanya ada di dalam hotel deh.." jawab Andre sambil mengeluarkan handphone dan mulai menelpon seseorang.

Di sisi lain, dengan memakai celana pendek + kaos v-neck hitam + sendal hasil nyolong pas sholat Jum'at, gue mulai curiga akan salah kostum. Mungkin kalau muka gue seganteng Adam Levine sih, salah kostum pun gue akan biasa aja. Tapi apa daya, malam itu gue lebih terlihat mirip Taylor Lautner saat jadi serigala di film Twilight.

Selang beberapa saat kemudian, Andre menutup telponnya, lalu bilang kalau lokasi Kafe XYZ ada di dalam hotel. Dia juga bilang kalau saat itu udah ada 4 teman kuliahnya yang menunggu di sana. Masuk ke lobby hotel, rasa curiga gue jadi kenyataan. Gue melihat mayoritas pengunjung hotel tersebut memakai setelan semi formal..... atau bahkan formal. Ya, gue resmi salah kostum.

Gak cuma itu aja, karena ternyata 4 teman kuliah Andre ini semuanya cewek yang sepertinya jomblo, dan salah satu dari mereka, yang bernama Novia, sedang ulang tahun. Sehingga malam itu akan jadi malam traktiran untuk teman-teman kuliahnya, termasuk Andre.

Gue langsung pengen nge-chokeslam Andre.

Chokeslam WWE
chokeslam (sumber)

Karena merasa takut ganggu acara kumpul-kumpul mereka, maka gue, Andra, dan Andri sepakat untuk pisah meja.
     "Nov, ini acara traktiran lo, ya?" Andri mulai basa-basi.
     "Iya, kenapa, Ndri?"
     "Kita pisah meja aja deh, Nov. Takut ngerepotin. Lagian gak enak juga sama yang lain."
     "Gapapa kok.. kita gabung aja. Itung-itung nambah teman baru." jawab Novia yang langsung meminta menu.

Akhirnya malam itu, kita semua makan dimsum di satu meja. Kita ketawa bareng-bareng dan cerita banyak hal. Mulai dari cerita tentang tempat-tempat bagus di Jogja hingga yang lainnya. Novia juga ngajak kita untuk pergi ke Gunung Merapi besok siang, dan kita bertiga pun meng-iya-kan ajakannya.

Saking asyiknya ngobrol, gue sampai lupa kalau saat itu gue satu-satunya orang yang pakai celana pendek, kaos v-neck, dan sendal jepit di kafe itu. Sebab yang lainnya, termasuk Andra, Andri, Andre, Novia, dan 3 temannya memakai pakaian yang masih masuk kategori rapi hingga semi formal.

Sebelum pulang, gue sempat bilang ke Novia..
     "Nov, makasih ya traktirannya. Gak enak nih kita asal gabung aja. Padahal baru kenal."
     "Hehehe. Gapapa, Sar. Gue senang kok bisa kenal dan ngobrol sama kalian bertiga." jawab Novia sambil menatap gue dalam-dalam, seolah ingin berbisik dengan lembut di telinga gue :


"DANDANAN LO NORAK BANGET, KAMPREEEET!"


Catatan : untungnya saat itu gue masih memakai celana pendek berbahan jeans. Bukan celana bola atau celana boxer. Kalau gue pake celana itu, bisa-bisa gue yang dichokeslam sama Novia karena bikin malu acara traktiran ulang tahunnya. :")
Previous
Next Post »