Disuruh Jadi Artis!

Tepat tanggal 28 Agustus yang lalu, gue wisuda, dan itu berarti gue juga resmi melepas predikat sebagai mahasiswa. Gue senang banget, karena perjuangan gue untuk titip absen selama empat tahun pun berbuah manis. Meski nyatanya rasa senang tersebut gak bertahan lama. Sebab dalam perjalanan pulang, gue merenung, lalu teringat kata-kata mutiara dari Albert Einstein yang bilang kalau "wisuda adalah pengangguran yang tertunda."

Wisuda Adalah Penangguran yang Tertunda


Sebagai seorang orang yang begitu optimis akan masa depan, awalnya gue gak percaya sama kalimat itu. Hingga akhirnya, tiga bulan kemudian, postingan ini pun dibuat dan gue masih nganggur................ Kampret!

Tapi menurut gue, jadi pengangguran bukan berarti gak produktif. Banyak hal-hal positif yang sebenarnya bisa kita lakukan setiap hari. Mulai dari berpikiran positif, hingga membuka situs-situs yang terkena internet positif. Di sisi lain, rutinitas selama gue nganggur ini ternyata gak bersahabat dengan kondisi lingkar perut. Celana jeans yang biasa gue pakai kuliah, perlahan-lahan mulai gak muat. Lipatan-lipatan perut yang sebelumnya masih bisa disembunyikan, kini mulai keluar dari tempat persembunyiannya. Iya, setelah wisuda gue jadi jarang olahraga.

Beberapa minggu yang lalu, ketika ngecek Line, ada sebuah pesan dari teman yang ngajak gue main bulutangkis di daerah Depok. Saat itu ada dua hal yang gue pikirkan, yaitu :
       1. Gue gak ikut main bulutangkis. Karena jarak Bekasi - Depok itu jutaan tahun cahaya bila ditempuh dengan naik motor dan ribuan tahun cahaya bila ditempuh dengan kereta Commuter Line. Belum lagi ditambah dengan peluang untuk nyasar ke dimensi lain seperti di film Interstellar.
       2Gue WAJIB ikut main bulutangkis. Karena kadar lemak dalam perut yang semakin gak manusiawi.

Awalnya gue sempat bingung harus memilih yang mana. Namun di saat-saat seperti ini, berpegang teguh pada prinsip hidup adalah cara terbaik untuk mencari solusi.

Prinsip hidup gue adalah "perut gak boleh buncit sebelum jadi bos!".
.
.
.
.
.
Sungguh menginspirasi......

Untuk itu gue gak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dengan menolak ajakan tersebut. Singkat cerita, permainan pun selesai. Kita menyewa lapangan dua jam. Dimana gue hanya menghabiskan waktu lima menit untuk bermain dan sisanya gue pakai untuk makan gorengan + es kelapa karena capek.

Sebelum pulang, gue juga mampir ke tukang pisang molen langganan yang ada di Stasiun Pocin. Tapi ternyata, ada hal unik yang menimpa gue. Jadi ketika si abang tukang molen menyiapkan pesanan, ada seorang cowo berbadan agak gemuk datang menghampiri, lalu bertanya :

       Dia : "Mas, itu isinya apa?" *sambil nunjuk ke tas raket yang gue bawa*
       Gue : "raket."
       Dia : "oh.. kirain gitar."
       Gue : "bukan. emang kenapa kalo gitar?"
       Dia : "gapapa, lain kali bawa gitar, Mas."
       Gue : "loh, kok gitu?"
       Dia : "iya, biar bisa nyanyi-nyanyi. Nanti jadi artis, Mas."
       Gue : "masa sih?"
       Dia : "iya, enak loh jadi artis. Bisa keluar negeri."
       Gue : "..........."

Agak absurd ya... disuruh jadi artis sama cowok tak dikenal saat lagi beli pisang molen gitu. Tapi untungnya, yang waktu itu gue bawa adalah tas raket. Gak kebayang kalau hal tersebut terjadi ketika gue mau mandi di kamar mandi bersama sebuah kost. Gue udah bawa gayung + handuk. Terus tiba-tiba ada cowok nanya hal yang sama. Pasti akan terdengar lebih absurd.

       Dia : "Mas, itu apa?" *sambil nunjuk ke gayung yang dibawa*
       Gue : "ini gayung sama sabun buat mandi."
       Dia : "oh.. kirain buat BAB, Mas."
       Gue : "bukan. emang kenapa kalo buat BAB?"
       Dia : "gapapa, lain kali buat BAB aja, Mas."
       Gue : "loh, kok gitu?"
       Dia : "iya, biar bisa ngeluarin ta*i. Nanti perasaannya lega loh, Mas."
       Gue : "masa sih?"
       Dia : "iya, enak loh kalo abis BAB, bisa keluar negeri!"
       Gue : "..........."

See? lebih absurd kan?
***

Jujur sampai sekarang gue gak tau siapa sebenernya cowok tersebut. Pikiran gue terlalu bercabang saat dia mulai bertanya tentang tas raket yang gue bawa. Karena bisa aja si cowok adalah seorang member MLM yang kalau aja percakapan di atas dilanjutkan, maka ia akan ngajak gue jadi downline-nya. Atau bisa juga, cowok ini adalah orang suruhan si abang tukang molen, yang bersekongkol untuk mengalihkan perhatian gue, semetara si abang tukang molen akan menukar molen isi coklat kesukaan gue dengan molen isi keju. Hal ini terbukti dari jumlah molen isi coklat yang beda dua buah lebih sedikit dari molen isi keju pada pesanan gue.

Tapi masih ada kemungkinan yang terakhir sih. Jadi berhubung saat ini gue belum kerja, gue curiga kalau si cowok adalah seorang time traveller dari masa depan, yang ternyata bisa melihat bakat gue sebagai artis. Kalau ternyata emang benar kasusnya kaya gitu... maka gue yakin, ini merupakan sebuah ancaman bagi karir Aliando. Sebab setelah jadi artis, gue juga akan bermain di film GGS, Ganteng-Ganteng Santun... biar jadi idaman para mertua. *senyum kemenangan*

Aliando - Prilly Latuconsina
Brace yourself, Aliando...
    Previous
    Next Post »

    13 comments:

    1. Haha, orang ngga dikenal malah disuruh jadi artis. Ngga kebayang juga kalo lo bawanya minyak, pasti disuruh jadi penjual molen juga~

      ReplyDelete
      Replies
      1. Wahahahaha, iya juga ya. Tapi lumayan sih, itung2 buat pemasukan selama nganggur ini. :")

        Delete
    2. alhamdullillah smga jadi artis ye spa yg tau jg.jd figran dl kn ad tkg grgan jd fgran jg.

      ReplyDelete
      Replies
      1. Aamiin. Semoga bisa nyaingin Aliando ya. Gak sabar nih jadi manusia serigala kaya di GGS. Gigi taring udah mulai memanjang gini.. :")

        Delete
    3. hahaha, suka kata2nya einstein.
      Wisuda adalah pengangguran yg tertunda :D

      hehe, bisa jadi mbak mau dijadiin downline..

      ReplyDelete
      Replies
      1. Iya, waktu itu sempet takut mau dijadiin downline, tapi untungnya aja nggak :")

        Delete