Beberapa hari ini, entah kenapa gue mendadak kangen sama teman-teman kampus. Mungkin karena saat kuliah dulu, kumpul bareng mereka bisa sesederhana satu baris pesan dalam sebuah chat. Misalnya ketika gue masih kuliah semester 2, sekitar jam 9 pagi, gue nge-Whatsapp Andri (yang sebelumnya gue ceritain di postingan ini).

     "Ndri, lagi di mana? ikut ngebolang sama anak-anak yuk!"

Tanpa perlu waktu lama, Andri pun langsung membalas.

     "Lagi di kampus, Sar. Sebentar lagi ada kelas. Mau jalan-jalan kemana emang?"
     "Keliling Jakarta, Ndri. Ini gue lagi di Monas... Nanti kalau lo mau nyusul, kabarin ya."
     "Wah, seru nih kayanya! Yaudah gue gak jadi masuk kelas deh, dosennya juga gak jelas. Hahaha."
     "Lah, elo yakin di kelas gak ada kuis?"
     "Gampang, kuis mah bisa susulan! Lagian udah lama juga gue gak ke Monas. Tunggu gue ya!"

Ya, berawal dari satu baris pesan yang gue kirim ke Andri, akhirnya hari itu kita semua jalan-jalan keliling Jakarta. Satu hal sederhana yang mungkin sulit buat diulangi lagi. Karena kenyataannya, setelah lulus dan punya kesibukan masing-masing, kumpul bareng mereka seolah jadi anugerah terindah bagi rindu yang selalu mengalah.

Selama 4 tahun kuliah, ada banyak banget cerita yang gue alami bareng mereka. Mulai dari cerita masa MaBa (mahasiswa baru) yang masih pada polos, hingga cerita mahasiswa tingkat akhir yang hobinya adalah bolos. Beberapa di antaranya mungkin akan gue ceritakan di postingan selanjutnya. Karena sekarang, gue lagi gak mau nostalgia terlalu jauh ke masa-masa kuliah.

So di postingan kali ini, yang gue mau share adalah tentang beberapa tempat di Jakarta yang bisa dijadikan destinasi ngebolang bareng teman-teman terbaik, terbangke, terlucu, terkampret, ter-annoying yang kalian punya. Karena kalau kata @yeahmahasiswa...



1. Kota Tua

Salah satu sudut di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta. (sumber)

Terletak di perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara, kawasan Kota Tua memang terbilang cukup strategis. Selain itu keunikan eksterior gedung ala kolonial Belanda, ditambah dengan harga tiket masuk dan aneka jajanan yang relatif terjangkau seakan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Hal-hal yang bisa kita lakukan di kawasan ini begitu beragam. Mulai dari berkeliling naik sepeda ontel, hunting foto, menikmati kuliner khas Jakarta, menikmati sunset di Pelabuhan Sunda Kelapa, menikmati aksi seniman jalanan (seperti tukang ramal, manusia patung, perajin gelang, pelukis siluet, seniman tato, dll), hingga belajar sejarah di beberapa museum yang ada.

Oh ya, khusus buat para jomblo, gue menyarankan untuk mempersiapkan juga mental dan fisik kalian. Sebab kawasan Kota Tua sering dipakai untuk foto prewedding. Jangan sampai di tengah keseruan ngebolang bareng teman, kalian teringat kalimat sakral dari orang tua yang berbunyi : "anak Bu Joko udah nikah loh, udah punya anak juga 11 orang, kamu kapan?"

...lalu kalian pun nangis karena merasa belum bisa ngasih cucu ke orang tua. Atau lebih parahnya, kalian memilih untuk mengacaukan kegiatan prawedding tersebut, kalian ditangkap polisi, dan akhirnya kalian dipenjara di LP Nusa Kambangan seumur hidup. Pedih jenderal~

2. Monumen Nasional (Monas)

Monumen Nasional (sumber)

Menurut  Wikipedia, tujuan didirikannya Monumen Nasional adalah untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah. Tugu setinggi 132 meter ini memiliki keunikan pada bagian puncaknya yang berbentuk lidah api berlapis emas. Dari atas ketinggian, kita bisa menikmati pemandangan kota Jakarta yang mungkin jarang kita temui.

Pro Tips #1

Kalau kalian lagi ada di puncak Monas bareng pacar, jangan pernah pakai gombalan kaya gini :
     Cowok : Ku akui aku takut ketinggian. Ku akui aku takut kegagalan. Ku akui aku juga takut kegelapan. Tapi...
     Cewek : ...tapi kamu lebih takut kehilangan aku kan?
     Cowok : YEE, GEER! GUE LEBIH TAKUT KALO SEKARANG MATI LAMPU. NANTI KITA GAK BISA TURUN NAIK LIFT ANJIR. KAN CAPEK TURUN NAIK TANGGA!!!

Di samping itu, kita bisa melakukan beberapa kegiatan asyik, seperti : melihat relief tentang sejarah Indonesia di halaman Monas, mengunjungi Museum Sejarah Indonesia yang teletak di lantai dasar, melihat naskah proklamasi asli di Ruang Kemerdekaan, atau sekedar main layang-layang kecil seharga Rp10.000 - Rp20.000
Pro Tips #2

Buat kalian yang pengen lebih irit, silakan bawa layang-layang sendiri dari rumah. Karena kalau menurut pengalaman gue saat beli di agen, harga layang-layang hanya Rp300 per buah..... yang berarti kalau kalian beli banyak dan di jual lagi di Monas seharga Rp3000, maka kalian akan untung 10 kali lipat!

3. Taman Menteng

Taman Menteng (sumber)

Salah satu ruang terbuka hijau yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat ini memang punya fasilitas cukup lengkap. Mulai dari lapangan futsal, volly, basket, mushola, lintasan jogging, arena bermain anak, toilet, hingga rumah kaca yang biasa dipakai untuk sebuah pameran seni.

Tapi di samping itu semua, ada satu fasilitas super penting yang sangat cocok untuk anak kost fakir kuota seperti gue saat kuliah dulu, yaitu WIFI GRATIS! Ya, Taman Menteng menyediakan fasilitas wifi gratis untuk semua pengunjungnya. Jadi tidak heran kalau taman ini sering dijadikan tempat kopdar beberapa komunitas yang ada di Jabodetabek. Komunitas-komunitas tersebut antara lain :
     - Komunitas Vespa Tameng (Vespa Taman Menteng),
     - Komunitas Fixed Gear,
     - Komunitas Jakarta Rolling (Sepatu Roda),
     - Komunitas Banteng SW (Barian Menteng Street Workout),
     - Komunitas Harmonica Enthusiast,
     - Komunitas Motret (Komet)
     - Komunitas Baca-Baca di Taman (KBBT),
     - Komunitas Malam Puisi Jakarta (@malampuisi_JKT), dan masih banyak lagi.

Hanya satu komunitas yang gak akan kalian temui di Taman Menteng, yaitu Komunitas Anak Usil Tapi berhati beSAR, atau kalau disingkat jadi KAUTSAR. Itu mah cuma bisa ditemui di Bekasi, tepatnya di rumah nyokap gue.
.
.
Wkwkwkwk
.
.
Wkwkwk
.
.
Wkwk
.
.
Wk
.
.
Apaansi anying gak jelas!

4. Art : 1 New Museum

Art:1 Museum (sumber)

Selanjutnya ada tempat ngebolang khusus buat kalian yang merasa berjiwa seni tinggi. Jadi kalau saat masih TK teman-teman yang lain menggambar gunung, sawah dan matahari, sedangkan kalian memilih menggambar ulang lukisan The Starry Night-nya Van Gogh atau The Mona Lisa-nya Leonardo Da Vinci, maka kalian lah orang tepat untuk berkunjung ke Art : 1 New Museum di Jalan Rajawali Selatan Raya No. 3, Jakarta Pusat.

Museum yang mengusung jargon "Art :1. Art for every one" ini memiliki design modern minimalis dengan garis-garis sederhana yang futuristis dan fasad eye catching berwarna merah. Beragam objek unik yang menarik untuk diabadikan pun dapat kita temukan di bagian dalam museum. Seperti seni rupa lukisan, patung, dan seni rupa instalasi. Sehingga museum ini sangat cocok buat kalian yang ingin profil Instagram-nya dipenuhi foto-foto artistik.

Secara keseluruhan, Art : 1 New Museum dibagi ke dalam beberapa ruangan, di antaranya :
     - Lobby foyer; Ketika masuk ke bagian lobby, kita akan disambut oleh sebuah seni instalasi besar karya Sunaryo yang diberi nama "Titik Jeda". Seni instalasi ini menggambarkan filosofi Art : 1 New Museum dalam membangun infrastruktur yang kuat untuk seni di Indonesia. Hasilnya adalah beberapa patung orang berwarna silver, yang sedang membuat bangunan di atas scaffolding berwarna merah menyala.

     - Art Space 1, ”Fine Art and Social Text”. Pada bagian museum ini, dipajang beberapa seni rupa kontemporerbaik seni lukis maupun seni instalasiyang menggambarkan permasalahan sosial, terutama penegakan hukum di Indonesia. Salah satu contohnya diilustrasikan oleh lukisan Dewi Keadilan yang matanya tertutup dengan sehelai pita, sedang menggenggam seorang laki-laki di salah satu tangannya.

     - Art Space 2, “Beyond the Mooi Indie”. Sedangkan di bagian Art Space yang ke dua, dipajang beberapa seni lukis yang menggambarkan kecantikan dan keeksotisan Indonesia. Berawal dari seniman-seniman Belanda sebagai pionernya, yang kemudian dilanjutkan oleh seniman-seniman lokal yang ada di negeri ini.

     - Art Space 3, “Indonesian Art in the Twentieth and Early Twenty First Century”. Lalu pada bagian Art Space yang terakhir, terdapat beberapa seni lukis yang menggambarkan perkembangan karya pelukis di Indonesia dari akhir abad ke-20 hingga abad ke-21. Lukisan-lukisan yang awalnya beraliran romantis, kemudian mulai beralih ke aliran abstak dan kubisme.

Selain beberapa ruangan yang gue sebutkan di atas, ada pulang satu ruangan di lantai dua yang biasa digunakan untuk pameran-pameran seni, seminar, ataupun workshop. 

5. SeaWorld

Lorong Anatasena di SeaWorld Ancol (sumber)

Destinasi ngebolang yang terakhir ini sebenernya lumayan sering dijadikan tempat study tour oleh sekolah-sekolah di Jabodetabek. Tapi menurut gue, gak ada salahnya juga kalau setelah kuliah atau kerja, kita balik lagi ke tempat ini untuk sekedar melihat-lihat keanekaragaman hewan air. Yaa, siapa tau aja suatu saat nanti, ilmu yang terlihat sederhana ini akan berguna bagi kehidupan kita. Karena kalau kata Benjamin Franklin : "การลงทุนในความรู้ที่จ่ายดอกเบี้ยที่ดีที่สุด"
.
.
.
.
.
Beuh~ menginspirasi banget, kan?

Back to topic...

Berlokasi di Jalan Lodan Timur No. 7, Jakarta Utara, SeaWorld dapat dikatakan sebagai alive museum (museum hidup) dengan tiga misi utama, yaitu pendidikan, konservasi dan hiburan. Di sini kita bisa menemukan beragam anggota hewan air yang dibagi ke dalam beberapa ruang, antara lain :
     - Akuarium utama : Akuarium ini tercatat sebagai akuarium air asin terbesar di Asia Tenggara. Memiliki ukuran 38 m x 24 m, dengan kedalaman 6 meter, dan mampu menampung 5 juta meter kubik air laut. Terdapat sekitar 35.500 ekor ikan dari 35 spesies berbeda dipelihara di sini.
     
     - Area Air Tawar : Sedangkan di area ini, kita bisa melihat koleksi-koleksi satwa air tawar dari berbagai negara, seperti Arapaima gigas dari Sungai Amazon, ikan siklida dari Afrika, ikan sirip layar dari Sungai Yang-Tze dan ikan dewa dari Jawa Barat.

     - Lorong Antasena : Selanjutnya ada sebuah lorong bawah air sepanjang 80 meter yang dilengkapi dengan pijakan berjalan otomatis dan kubah tembus pandang. Sehingga pengunjung hanya perlu diam dan berdiri untuk menikmati ikan-ikan yang berenang di atasnya. Karena keunikannya tersebut, Lorong Antasena seolah menjadi sebuah icon dari SeaWorld Jakarta.

     - Akuarium Dugong : Berbeda dengan akuarium utama yang berisi berbagai macam spesies, akuarium ini hanya berisi mamalia laut langka bernama Ikan Duyung (Dugong dugon). Tapi sayangnya, ikan duyung di sini gak bisa berubah jadi cewek cantik kaya di film-film. Karena kalau bisa, koleksi ikan duyung di SeaWorld Jakarta pasti akan habis dibawa pulang sama jomblo-jomblo ngenes kaya kalian... *digampar*

     - Akuarium Terumbu Karang : Lalu di akuarium yang terakhir, kita bisa melihat spesies-spesies unik pemercantik kehidupan bawah laut. Seperti sponge, koral, hingga ikan-ikan kecil dengan berbagai macam warna.

***

Nah, itu dia 5 destinasi ngebolang dari gue, kalau sedikit balik ke awal, gue jadi berpikir kalau rasa kangen ini seperti salah satu tahap dalam sebuah siklus. Mulai dari pertama kenal dengan mereka merasa memiliki banyak kesamaan kemana-mana selalu bareng lalu ada satu kondisi yang mengharuskan semuanya pisah jadi jarang kumpul kangen kumpul bareng mereka lagi. Tapi di sisi lain gue juga sadar, kalau udah kaya gini, kita gak bisa nyalahin siapa-siapa. Karena mungkin penyebabnya hanya sesederhana kita yang udah gak di tahap itu lagi.......... tahap di mana kumpul bareng mereka bisa sesederhana satu baris pesan dalam sebuah chat.

Jadi buat kalian yang masih ada di tahap kedua atau ketiga, satu pesan gue yang dikutip dari tweetnya @yeahmahasiswa :
Previous
Next Post »