"The world is a book, and those who do not travel read only one page." – Saint Augustine

*** 

Gimana judul sama introduction quote-nya? Udah kaya travel blogger belum? Hahaha.

Well.. beberapa hari yang lalu, gue ikut acara #Blogger17an. Acaranya sangat spesial, terlebih buat seorang blogger yang jarang bikin postingan kaya gue, karena hanya orang-orang yang diundang aja yang bisa datang. Di acara tersebut gue banyak ketemu blogger-blogger keren, yang beberapa di antaranya adalah seorang travel blogger. Banyak hal yang bisa gue dapat setelah sharing dengan mereka. Salah satunya adalah gue jadi sadar kalau ternyata traveling itu penting untuk menyegarkan otak setelah menjalani rutinitas sehari-hari.
Cuma salah satu dari sekian hal random yang tiba-tiba terlintas di pikiran, berbentuk postingan pendek lepas dan mungkin gak akan berguna buat kalian...

Bagian 3

Beberapa hari yang lalu, saat ingin jemput adik di sekolah, sendal yang biasa gue simpan di rak mendadak hilang sebelah. Berhubung saat itu di rumah cuma ada Nyokap, gue pun nanya ke beliau dan kemudian terjadilah hal seperti gambar di bawah ini : 

Nyari Tuh Pakai Mata
Menurut KBBI, kata wacana memiliki arti komunikasi verbal atau percakapan. Sedangkan menurut kamusslang.com, kata wacana adalah sebuah istilah bagi rencana yang selalu gagal untuk direalisasikan.
***
Dalam sebuah chat group kita mungkin sering merencanakan banyak hal. Mulai dari liburan, olahraga, atau hanya sekedar kumpul-kumpul biasa. Tapi sayangnya, sebagian besar dari rencana tersebut selalu berakhir sebagai sebuah wacana. Hal tersebut biasanya diawali dan diakhiri oleh alasan yang sama, sehingga membuat sebuah siklus yang kurang lebih seperti ini :
Cuma salah satu dari sekian hal random yang tiba-tiba terlintas di pikiran, berbentuk postingan pendek lepas dan mungkin gak akan berguna buat kalian...

Bagian 2

Salah satu kerjaan gue di rumah selama libur kuliah ini adalah menonton video di Youtube. Mulai dari video standup comedy, video konser band-band luar, hingga video jorok 18++ (baca : video seorang bapak yang ngorek-ngorek tanah terus gak cuci tangan). Tapi entah gimana ceritanya, sore kemarin, gue ketagihan menonton video orang-orang bermain street football.
Albert Enstein pernah mengatakan, "Kuliah salah jurusan itu ibarat pakai kolor sempit di tengah perjalanan menggunakan kereta jarak jauh yang gak ada toiletnya. Serba salah. Mau diterusin, nyesek. Mau ganti juga, kan tanggung belum sampai tujuan."

Perasaan salah jurusan ini bisa hadir kapan saja. Bisa ketika baru masuk / lulus kuliah, bisa ketika sadar mata kuliah jurusan tersebut susah-susah, atau bisa juga ketika patah hati setelah ditolak gebetan di jurusan yang sama. Hal-hal tersebut hadir karena beberapa penyebab, yang salah satunya adalah kita kurang tau lebih dalam tentang jurusan kuliah yang diinginkan. Efek dari salah jurusan ini juga bisa bermacam-macam, mulai dari nilai-nilai ujian yang jelek, sering bolos kuliah, hingga merasa pengen cepet lulus dan pengen langsung kawin aja.
Cuma salah satu dari sekian hal random yang tiba-tiba terlintas di pikiran, berbentuk postingan pendek lepas dan mungkin gak akan berguna buat kalian...

Bagian 1

Beberapa bulan belakangan, entah hal ini hanya terjadi di Bekasi doang atau di kota-kota lain juga, tetapi gue menemukan bahwa sebagian besar mobil di Bekasi memiliki stiker happy family di bagian kaca belakangnya. Stiker tersebut biasanya berisi gambar anggota keluarga lengkap, mulai dari ayah, ibu, anak, hingga hewan peliharaan yang dimiliki.
Di postingan sebelumnya (klik untuk buka postingan), ada satu pertanyaan yang muncul setelah gue mendapatkan cobaan paling berat bagi manusia ketika di jalan. Ya, ketemu ibu-ibu yang ngasih lampu sen ke kiri, tapi malah belok ke kanan.

Menurut gue, ibu-ibu yang kaya gitu tuh ibarat gebetan yang saat PDKT udah manggil "sayang", tapi giliran ditembak malah nolak. Bikin kita kesel dan mau marah, tapi gak bisa.
Previous
Next Post »